Pada dasarnya pemilihan jenis AC sangat tergantung pada kondisi ruangan. Jika memang memungkinkan, saat ini konsumen lebih memilih jenis split, karena bagian “ruang dalam” (diistilahkan- indoor) dan “ruang luar” (outdoor) terpisah, bahkan keduanya bisa diletakkan saling berjauhan. Berbeda dengan jenis window dimana posisi indoor dan outdoor bersatu dalam dua sisi berlawanan. Sedangkan jenis cassette membutuhkan pemasangan lebih repot. Pemisahan indoor dan outdoor berdampak kepada suara yang dihasilkan saat pendingin bekerja. Jenis split relatif lebih lembut dibandingkan dengan window. Jenis semacam ini cocok ditempatkan di ruang yang membutuhkan ketenangan, seperti ruang tidur, ruang kerja, atau perpustakaan. Split kadang juga dipasang sebagai AC tambahan bila distribusi udara di sebuah ruangan tidak maksimal. Namun ada kondisi ruangan atau bangunan tertentu yang hanya memungkinkan memasang AC jenis window. Seperti ruangan pada ketinggian lebih dari sepuluh lantai seperti di rumah-rumah susun. Atau pada kondisi tidak mungkin menempatkan bagian outdoor karena sempitnya lahan yang tersedia. Dari segi keamanan, window juga relatif sulit dicuri karena bentuknya yang besar dan ukurannya tidak ringan. Dari segi merek, kini di pasaran tersedia puluhan merek AC, mulai dari yang sering beriklan di televisi sampai yang nyaris tak pernah terdengar namanya. Wajar jika konsumen akan bingung saat memilih. Soal harga juga sangat bervariasi, yaitu dimulai Rp 2 juta – Rp 10 juta tergantung kepada kapasitas dan fasilitasnya. Belakangan beberapa merek pendingin asal Cina mulai membanjiri pasar dengan harga lebih miring. Mana yang sebaiknya dipilih? Semuanya tentu kembali kepada kemampuan kantong konsumen. Jika ingin membeli yang berkualitas baik, tentu harus merogoh kocek lebih dalam. Namun pendingin yang baik tidak selalu berasal dari merek yang sudah tertancap di benak banyak orang. Yang perlu juga diperhatikan konsumen adalah fasilitas yang tersedia dari sebuah produk agar memudahkan dalam pemakaian. Pada AC jenis split maupun window, yang umum harus tersedia pengatur jarak jauh (remote control) dengan fungsi pengatur suhu, arah hembusan angin, dan pengukur waktu otomatis. Produk-produk terbaru sekarang bahkan mempunyai puluhan fitur pada pengatur jarak jauhnya dengan kapasitas pendinginan yang makin besar namun hemat listrik. Hal lain yang tak kalah penting dalam menentukan jenis AC yang akan dibeli adalah Daya Listrik. Fasilitas lainnya yang belakangan banyak diusung oleh produsen AC dan bisa juga menjadi pertimbangan kita dalam membeli AC adalah kemampuan menyediakan penyuplai oksigen ke dalam ruangan, kemampuan menyerap partikel-partikel kecil seperti debu, asap rokok, dan bau tak sedap, kemampuan mengurangi kelembaban. Bahkan untuk semakin mempercantik penampilan, beberapa produk kini juga menawarkan pendingin yang bisa disesuaikan dengan interior rumah. AC tidak melulu berwarna putih, tapi juga dalam aneka pilihan warna seperti biru, metalik, atau kayu. Perawatan AC Agar AC bekerja maksimal, pemakai harus memperhatikan kondisi ruangan. Ruangan harus selalu tertutup rapat agar pendinginannya maksimal dan suhunya bisa sesuai dengan pengatur temperatur. Namun karena udara tidak sering berganti, harus diperhatikan pula masalah kualitasnya. Udara yang kotor karena asap rokok, masakan, atau zat-zat lain, justru akan merugikan orang-orang yang berada dalam ruangan. Sementara kerja AC tetap aman-aman saja. Salah satu kelalaian pemakai yang cukup sering terjadi adalah masalah perawatan. Padahal karena selalu dinyalakan rutin dan menyerap udara sekeliling, bagian indoor kerap menjadi tempat bertumpuknya debu. Jumlah debu atau kotoran lain akan semakin bertambah jika aktivitas di ruangan itu juga semakin banyak. Apalagi jika ruangan dipakai untuk kegiatan yang berhubungan dengan uap bahan-bahan kimia, seperti di tempat rias kamar atau salon yang banyak menggunakan hair spray. Pemakai bisa merawat sendiri dengan membersihkan filter udara – terletak di bagian indoor – sesering mungkin. Mungkin bisa dijadwalkan bersamaan dengan saat membersihkan rumah pada akhir pekan, karena kita tidak tahu kapan debu akan menumpuk. Pembersihan lain yang perlu dilakukan adalah pada evaporator, yaitu jalur angin masuk. Sedangkan pembersihan kondensor di bagian outdoor bisa dijadwalkan minimal tiga bulan sekali. Karena membutuhkan alat khusus dan ketelitian, dua pekerjaan ini hanya bisa dilakukan teknisi, segera panggil layanan purna jual ditempat anda membeli AC.Evaporator yang sangat kotor bisa membuat pendingin harus bekerja ekstra keras dan mengganggu proses kerjanya. Ujung-ujungnya AC bisa boros listrik dan udara yang dihembuskan tidak dingin lagi. Kalau sudah begini, dengan enteng orang akan menganalisis, “Kayaknya freonnya mesti diisi lagi nih.” Padahal yang dimaksud “freon” tak lainI refrigerant yang sebenarnya tak mungkin habis. Jikalaupun ada kebocoran pasti karena kerusakan pada komponen peralatannya. Kotor yang begitu parah biasanya ditandai dengan adanya tumpukan es di evaporator. Es terbentuk akibat sirkulasi udara yang tidak lancar, padahal refrigerant yang menghasilkan dingin terus bekerja. Karena minimnya beban akibat sedikitnya udara masuk, temperaturnya bisa mencapai -10oC hingga menyerap dan membekukan uap air dari udara sekitar. Produk-produk AC terbaru biasanya tersedia termostat yang antara lain mencegah pembentukan es. , membuat AC bisa awet hingga bertahun-tahun. Kalau AC rewel terus, ruangan akan kembali terasa panas. Panas suhunya, panas hatinya…
Pada dasarnya pemilihan jenis AC sangat tergantung pada kondisi ruangan. Jika memang memungkinkan, saat ini konsumen lebih memilih jenis split, karena bagian “ruang dalam” (diistilahkan- indoor) dan “ruang luar” (outdoor) terpisah, bahkan keduanya bisa diletakkan saling berjauhan. Berbeda dengan jenis window dimana posisi indoor dan outdoor bersatu dalam dua sisi berlawanan. Sedangkan jenis cassette membutuhkan pemasangan lebih repot. Pemisahan indoor dan outdoor berdampak kepada suara yang dihasilkan saat pendingin bekerja. Jenis split relatif lebih lembut dibandingkan dengan window. Jenis semacam ini cocok ditempatkan di ruang yang membutuhkan ketenangan, seperti ruang tidur, ruang kerja, atau perpustakaan. Split kadang juga dipasang sebagai AC tambahan bila distribusi udara di sebuah ruangan tidak maksimal. Namun ada kondisi ruangan atau bangunan tertentu yang hanya memungkinkan memasang AC jenis window. Seperti ruangan pada ketinggian lebih dari sepuluh lantai seperti di rumah-rumah susun. Atau pada kondisi tidak mungkin menempatkan bagian outdoor karena sempitnya lahan yang tersedia. Dari segi keamanan, window juga relatif sulit dicuri karena bentuknya yang besar dan ukurannya tidak ringan. Dari segi merek, kini di pasaran tersedia puluhan merek AC, mulai dari yang sering beriklan di televisi sampai yang nyaris tak pernah terdengar namanya. Wajar jika konsumen akan bingung saat memilih. Soal harga juga sangat bervariasi, yaitu dimulai Rp 2 juta – Rp 10 juta tergantung kepada kapasitas dan fasilitasnya. Belakangan beberapa merek pendingin asal Cina mulai membanjiri pasar dengan harga lebih miring. Mana yang sebaiknya dipilih? Semuanya tentu kembali kepada kemampuan kantong konsumen. Jika ingin membeli yang berkualitas baik, tentu harus merogoh kocek lebih dalam. Namun pendingin yang baik tidak selalu berasal dari merek yang sudah tertancap di benak banyak orang. Yang perlu juga diperhatikan konsumen adalah fasilitas yang tersedia dari sebuah produk agar memudahkan dalam pemakaian. Pada AC jenis split maupun window, yang umum harus tersedia pengatur jarak jauh (remote control) dengan fungsi pengatur suhu, arah hembusan angin, dan pengukur waktu otomatis. Produk-produk terbaru sekarang bahkan mempunyai puluhan fitur pada pengatur jarak jauhnya dengan kapasitas pendinginan yang makin besar namun hemat listrik. Hal lain yang tak kalah penting dalam menentukan jenis AC yang akan dibeli adalah Daya Listrik. Fasilitas lainnya yang belakangan banyak diusung oleh produsen AC dan bisa juga menjadi pertimbangan kita dalam membeli AC adalah kemampuan menyediakan penyuplai oksigen ke dalam ruangan, kemampuan menyerap partikel-partikel kecil seperti debu, asap rokok, dan bau tak sedap, kemampuan mengurangi kelembaban. Bahkan untuk semakin mempercantik penampilan, beberapa produk kini juga menawarkan pendingin yang bisa disesuaikan dengan interior rumah. AC tidak melulu berwarna putih, tapi juga dalam aneka pilihan warna seperti biru, metalik, atau kayu. Perawatan AC Agar AC bekerja maksimal, pemakai harus memperhatikan kondisi ruangan. Ruangan harus selalu tertutup rapat agar pendinginannya maksimal dan suhunya bisa sesuai dengan pengatur temperatur. Namun karena udara tidak sering berganti, harus diperhatikan pula masalah kualitasnya. Udara yang kotor karena asap rokok, masakan, atau zat-zat lain, justru akan merugikan orang-orang yang berada dalam ruangan. Sementara kerja AC tetap aman-aman saja. Salah satu kelalaian pemakai yang cukup sering terjadi adalah masalah perawatan. Padahal karena selalu dinyalakan rutin dan menyerap udara sekeliling, bagian indoor kerap menjadi tempat bertumpuknya debu. Jumlah debu atau kotoran lain akan semakin bertambah jika aktivitas di ruangan itu juga semakin banyak. Apalagi jika ruangan dipakai untuk kegiatan yang berhubungan dengan uap bahan-bahan kimia, seperti di tempat rias kamar atau salon yang banyak menggunakan hair spray. Pemakai bisa merawat sendiri dengan membersihkan filter udara – terletak di bagian indoor – sesering mungkin. Mungkin bisa dijadwalkan bersamaan dengan saat membersihkan rumah pada akhir pekan, karena kita tidak tahu kapan debu akan menumpuk. Pembersihan lain yang perlu dilakukan adalah pada evaporator, yaitu jalur angin masuk. Sedangkan pembersihan kondensor di bagian outdoor bisa dijadwalkan minimal tiga bulan sekali. Karena membutuhkan alat khusus dan ketelitian, dua pekerjaan ini hanya bisa dilakukan teknisi, segera panggil layanan purna jual ditempat anda membeli AC.Evaporator yang sangat kotor bisa membuat pendingin harus bekerja ekstra keras dan mengganggu proses kerjanya. Ujung-ujungnya AC bisa boros listrik dan udara yang dihembuskan tidak dingin lagi. Kalau sudah begini, dengan enteng orang akan menganalisis, “Kayaknya freonnya mesti diisi lagi nih.” Padahal yang dimaksud “freon” tak lainI refrigerant yang sebenarnya tak mungkin habis. Jikalaupun ada kebocoran pasti karena kerusakan pada komponen peralatannya. Kotor yang begitu parah biasanya ditandai dengan adanya tumpukan es di evaporator. Es terbentuk akibat sirkulasi udara yang tidak lancar, padahal refrigerant yang menghasilkan dingin terus bekerja. Karena minimnya beban akibat sedikitnya udara masuk, temperaturnya bisa mencapai -10oC hingga menyerap dan membekukan uap air dari udara sekitar. Produk-produk AC terbaru biasanya tersedia termostat yang antara lain mencegah pembentukan es. , membuat AC bisa awet hingga bertahun-tahun. Kalau AC rewel terus, ruangan akan kembali terasa panas. Panas suhunya, panas hatinya…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar