Kami adalah perusahaan yang bergerak di bidang air conditioning specialist yang menyediakan jasa perbaikan kulkas.
Didukung oleh team yang terlatih dan berpengalaman memungkinkan kami memberikan pelayanan yang tepat waktu dan profesional, serta biaya yang terjangkau.
Kami memahami pentingnya kulkas untuk menjaga minuman tetap dingin di cuaca yang tak bersahabat.
dan bisa menjaga sayuran tatap sehat dan bersih, untuk kehidupan keluarga Anda.
Oleh sebab itu dalam menjalankan tugas, kami sangat berhati-hati serta memahami pentingnya privacy pelanggan kami. Mengutamakan kejujuran, keunggulan dalam kualitas dan kepuasan pelanggan adalah komitmen kami dalam memberikan pelayanan kepada Anda.
Perusahaan kami telah berpengalaman melayani service kulkas berkala, dan terlibat juga dalam beberapa kontrak baik untuk perbaikan atau service kulkas di rumah tinggal dan perkantoran.
Team kami telah terlatih untuk memenuhi standar pelayanan yang maksimal dan kebutuhan pelanggan yang bervariasi.
Kami melayani service kulkas semua merk. dengan penanganan sesuai standar spesifikasi pabrikannya, menjamin pelayanan kami sesuai dengan yang diperlukan dan memberikan rekomendasi mengenai solusi yang paling ekonomis.
Selain service kulkas, kami juga melayani service :
: TV
: LCD
: Computer
: Laptop
: Kulkas
: Mesin cuci
: Pemasangan Audio Mobil
SEKAWAN SERVIS ELECTRONIC:
Alamat : Barat kios lapangan taraman sidoharjo sragen
Trima panggilan via
Tlp : ( 0271 ) 7501150 / 081329189907
Bagian AC dikelompokan menjadi 4 bagian :
yaitu komponen utama,
komponen pendukung,
kelistrikan,
dan bahan pendingin( refrigran)
1. Komponen Utama
A. Kompresor
compresor AC split / rumah
compresor AC mobil
Jika dianalogikan, cara kerja kompresor AC layaknya seperti jantung ditubuh manusia , sebagi pusat sirkulasi darah yang diedarkan keseluruh tubuh. Kompresor AC berfungsi sebagai pusat sirkulasi (memompa dan mengedarkan) bahan pendingin atau refrigran (Freon) keseluruh bagian AC. Fungsi kompresor lainnya adalah membentuk dua daerah tekanan yang berbeda, daerah bertekanan tinggi dan rendah.
Ada tiga jenis kompresor AC yang banyak beredar dipasaran, yaitu kompresor torak (reciprokating compressor), sentri pugal, dan rotary .Ketiga jenis kompresor tersebut memiliki cara kerja yang berbeda , tetapi prinsipnya sama yaitu menciptaka komprehensi (tekanan ) dan kecepatan laju aliran pada refrigran atau Freon sebagai fluida didalam system pendinginan
B. Kondesor
kondesor AC split / rumah
kondesor AC mobil
Kondensor berfungsi sebagai alat penukaran kalor ,menurunkan temperatur refrigran dari bentuk gas menjadi cair.Biasanya pada kondensor AC menggunakan udara sebagai media pendinginnya (air cooling condensor ). Sejumlah kalor yang terdapat pada refrigeran dilepaskan keudara bebas dengan bantuan kipas (fan motor). Agar proses pelepasan kalor bisa lebih cepat, pipa kondensor didesain berliku dan dilengkapi dengan sirip. Untuk itu, pembersihan sirip-sirip pipa kondensor sangat penting agar perpindahan kalor refrigran tidak terganggu. Jika sirip-sirip kondensor dibiarkan dalam kondisi kotor, akan mengakibatkan AC menjadi kurang dinggin.
C. Pipa Kapiler
pipa kapiler AC split / rumah
pipa kapiler AC mobil
Pipa kapiler merupakan komponen utama yang berfungsi menurunkan tekanan refrigeran dan mengatur aliran refrigeran menuju evaporator. Fungsi utama pipa kapiler ini sangat vital karena menghubungkan dua bagian tekanan berbeda, yaitu tekanan tinggi dan tekanan rendah. Refrigeran bertekanan tinggi sebelum melewati pipa kapiler akan diubah atau diturunkan tekanannya. Akibat dari penurunan tekanan refrigeran akan menurunkan tekanan suhu. Pada bagian inilah (pipa kapiler) refrigeran akan mencapai suhu terendah (terdingin). Pipa kapiler terletak diantara saringan (filter) dan evaporator. Ketika mengganti atau memasang pipa kapiler baru, sebisa mungkin tidak bengkok karena bisa menyebabakan penyumbatan. Penggantian komponen pipa kapiler harus disesuikan dengan diameter dan panjang pipa sebelumnya.
D. Evaporator.
Evaporator AC split / rumah
Evaporator AC mobil
Evaporator berfungsi menyerap dan mengahasilkan panas dari udara ke refrigran. Akibatnya, wujud cair refrigeran setelah melewati pipa kapiler akan berubah wujud menjadi gas. Secara sederhana, evaporator bisa dikatakan sebagai alat penukar panas. Udara panas disekitar ruangan ber-AC diserap oleh evaporator dan masuk melewati sirip-sirip pipa sehinga suhu udara yang keluar dari sirip-sirip menjadi lebih rendah dari kondisi semula atau dingin. Sirkulasi udara ruangan ber-AC diatur oleh blower indoor.
Bagian evaporator memerlukan pembersihan secara berkala. Pembersihan sirip-sirip pipa evaporator menjadi sangat penting karena berpengaruh pada laju perpindahan panas udara ruangan. Ketika sirip-sirip pipa evaporator tersumbat oleh kotoran, penyerapan panas pada udara tidak berjalan dengan baik.Akibatnya, embusan udara yang keluar dari AC terasa kurang dingin.
Pada dasarnya, evaporator dan kondensor merupakan alat penukar panas, tetapi mempunyai prinsip kerja yang berlawanan. Dengan demikian, kedua bagian ini merupakan komponen yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kerja sistim pendinginan secara keseluruhan
2. Komponen pedukung AC
A. Strainer
Strainer AC split / rumah
Strainer atau saringan berfungsi sebagai menyaring kotoran yang terbawa oleh refrigran didalam sistem AC. Kotoran yang lolos dari saringan karena strainer rusak dapat menyebabkan penyumbatan pipa kapiler. Akibatnya, sirkulasi refrigeran menjadi terganggu. Biasanya, kotoran yang menjadi penyumbatan sistem pendingin, seperti karat dan serpihan logam.
B. Accumulator
AC mobil
Accumulator berfungsi sebagai penampung sementara refrigeran cair bertemperatur rendah dan campuran minyak pelumas evaporator. Selain itu, accumulator juga berfungsi mengatur sirkulasi aliran bahan refrigeran agar bisa keluar masuk melalui saluran yang terdapat di bagian atas accumulator menuju ke saluran isap kompresor. Untuk mencegah agar refrigeran cair tidak mengalir kekompresor, accumulator mengkondisikan wujud refrigeran tetap dalam wujud gas, sebab ketika wujud refrigeran berbentuk gas akan lebih mudah masuk kedalam kompresor dan tidak merusak bagian dalam kompresor.
C. Minyak Pelumas Kompresor
Minyak pelumas atau oli kompresor pada sistim AC berguna untuk melumasi bagian-bagian kompresor agar tidak cepat aus karena gesekan. Selain itu, minyak pelumas berfungsi meredam panas dibagian-bagian kompresor. Sebagian kecil dari oli kompresor bercampur dengan refrigran, kemudian ikut bersikulasi didalam sistem pendingin melewati kondensor dan evaporator. Oleh sebab itu, oli kompresor harus memiliki persyaratan khusus, yaitu bersifat melumasi, tahan terhadap temperatur kopresor yang tinggi, mimiliki titik beku yang rendah karena bercampur dengan refrigeran, dan tidak menimbulkan efek negatif (merusak) pada sifat refrigeran serta komponen AC yang dilewatinya. Secara spesifik, syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut :
I. Memiliki struktur kimia yang stabil, tidak bereaksi dengan refrigran , dan tidak memiliki sifat korosi.
II. Tidak merusak tembaga pada suhu 121 c.
III. Tidak mengandung air, ter, lilin, dan kotoran lainnya.
IV. Memiliki titik beku yang rendah sehingga masih dapat bersikulasi melewati suhu yang rendah.
V. Tidak berbusa, sebab busa pada minyak pelumas dapat merusak katup kompresor dan menyumbat pipa kapiler.
VI. Mempunyai koefesien dielektrik yang rendah atau tidak mengantar arus listrik.
VII. Mampu melumasi pada temperatur yang tinggi dan rendah.
D. Kipas(Fan atau Blower)
Pada komponen AC, blower terletak dibagian indoor yang berfungsi menghembuskan udara dingin evaporator. Fan atau kipas terletak pada bagian outdoor yang berfungsi mendinginkan refrigeran pada kondensor. Sebenarnya penyebutan blower (bagian indoor) dan kipas (bagian outdoor) hanya untuk memudahkan karena keduanya memiliki bentuk yang berbeda. Blower berbentuk seperti tabung bersirip, sedangkan kipas terdiri dari bilah daun kipas. Keduanya bagian atau komponen yang berputar pada porosnya secara terus menerus ketika kompresor bekerja (dialiri arus listrik). Komponen blower( indoor) dan kipas (outdoor) digerakkan oleh motor listrik yang berbeda.
3. Komponen Kelistrikan
A. Thermistor
B. Kapasitor
C. Overloud Motor Protektor
D. Motor Listrik
E. Motor Kompresor
4. Bahan Pendingin atau Refrigeran
* Product
* Phone
Product
1. AC Split Wall Mounted 1/2 s/d 1 Pk Rp. 40.000,-
2. AC Split Wall Mounted 1,5 s/d 2 Pk Rp. 55.000,-
3. AC Cassete s/d 5 Pk Rp.150.000,-
4. AC Floor Standing s/d 5 Pk Rp.100.000,-
5. AC Split Duct s/d 5 Pk Rp.125.000,-
6. AC Split Duct s/d 5 Pk Rp.150.000,-
7. AC Split Duct diatas 10 PK Rp. 25.000,-
Tarif Pemasangan Instalasi baru
1. AC Split Wall Mounted 1/2 s/d 1 Pk Rp.125.000,-
2. AC Split Wall Mounted 1,5 s/d 2 Pk Rp.175.000,-
3. AC Cassete s/d 3 Pk Rp.350.000,-
4. AC Cassete 4 s/d 5 Pk Rp.450.000,-
5. AC Floor Standing s/d 3 Pk Rp.300.000,-
6. AC Floor Standing 4 s/d 5 Pk Rp.400.000,-
7. AC Split Duct s/d 5 Pk hubungin Kami
8. AC Split Duct 6 s/d 10 Pk hubungin Kami
9. AC Split Duct diatas 10 PK hubungin Kami
Profil perusahaan kami sekawan servis :
Seiring dengan perkembangan teknologi air conditioning, kami-pun terus berpacu dengan waktu untuk meningkatkan performance kami, demi kepuasan pelanggan yang telah memiliki atau menggunakan perangkat teknologi baru dibidang penyejuk udara atau alat-alat pendingin lainnya.
KAMI SEKAWAN SERVICE YANG BERGERAK DI BIDANG JASA ELEKTRONIK CEPAT DAN TEPAT , BILA ANDA MEMBUTUHKAN JASA PERAWATAN DAN KERUSAKAN PADA ELEKTRONIK ANDA KAMI SIAP MEMBANTU MENGATASI SEGALA KELUHAN ANDA, ANTARA LAIN
*AC SPLIT
*DISPENSER
*TV
*FREEZER
*WATER HEATER
*BONGKAR PASANG AC
*MESIN CUCI
Bisa hubingi kami sekawan servis elektronik :
alamat : Taraman, Sidoharjo, Sragen
: tlp, 7501150 - 081329189907
: mas eko
Kondenser
Didalam sistem kompresi uap (vapor compression) Kondenser adalah suatu komponen (part) yang berfungsi untuk merubah fase refrigerant dari gas bertekanan tinggi menjadi cairan bertekanan tinggi atau dengan kata lain pada Kondenser ini terjadi proses kondensasi . Refrigerant yang telah berubah menjadi cair tersebut kemudian dialirkan ke Evaporator melalui Katup Ekspansi.
Fungsi Kondenser
Agar proses perubahan wujud yang diinginkan ini dapat terjadi, maka kalor/panas yang ada dalam gas refrigerant yang bertekanan tinggi harus dibuang keluar dari sistem. Adapun kalor ini berasal dari 2 sumber, yaitu:
1. Kalor yang diserap refrigerant ketika mengalami proses Evaporasi
2. Kalor yang ditimbulkan di Kompresor selama terjadinya proses kompresi
Gas refrigerant yang bertekanan rendah dikompresikan sehingga menjadi gas refrigerant bertekanan tinggi dimana temperatur kondensasinya lebih tinggi dari temperatur media pendingin Kondenser. Media pendingin yang umum digunakan biasanya air, udara, atau kombinasi keduanya.
Dengan temperatur kondensasi yang lebih tinggi dari media pendingin maka akan mudah terjadi proses perpindahan kalor dari refrigerant ke media pendingin. Seperti kita ketahui secara umum “kalor akan mengalir dari substansi yang bertemperatur lebih tinggi ke substansi yang bertemperatur lebih rendah”.
Proses perpindahan kalor di Kondenser terjadi dalam 3 tahapan, yaitu:
1. Penurunan nilai superheat (desuperheating) sampai mencapai temperatur kondensasi. Pada proses ini terjadi perpindahan kalor sensible .
2. Perubahan wujud dari refrigerant berbentuk gas menjadi cair. Pada proses ini terjadi perpindahan kalor latent .
3. Pelepasan kalor dari refrigerant cair (sub-cooling) ke media pendingin. Pada proses ini terjadi perpindahan kalor sensible.
Kapasitas Kondenser
Kapasitas Kondenser adalah kemampuan Kondenser untuk melepaskan kalor dari refrigerant (sistem) ke media pendingin.
Ada 4 hal yang mempengaruhi kapasitas Kondenser yaitu:
1. Material (bahan pembuat Kondenser)
Setiap material memiliki kemampuan yang berbeda-beda untuk memindahkan kalor. Material yang paling umum digunakan sebagai bahan pembuat Kondenser adalah tembaga, aluminium, dan besi. Tembaga merupakan bahan yang paling populer digunakan karena sifatnya yang sangat baik untuk menghantarkan kalor dan mudah dibentuk menjadi pipa ataupun koil, dan juga sifatnya yang lebih tahan korosi.
Ukuran Kondenser sebenarnya dapat diperkecil dengan cara memilih material yang memiliki kemampuan menghantarkan kalor yang lebih baik dan juga perancangan (design) dari Kondenser itu sendiri. Meskipun demikian Kondenser juga harus mampu untuk menampung volume dan mengkondensasikan seluruh refrigerant yang keluar dari Kompressor. Kondenser yang volumenya terlalu kecil menyebabkan berkurangnya kapasitas Kondenser dan akan menaikkan tekanan kondensasinya.
Catatan: Khusus untuk sistem refrigerasi yang menggunakan Ammonia (R717) sebagai refrigerant maka tembaga tidak boleh dipakai sebagai material sistem karena sifat dari Ammonia yang cenderung merusak/bereaksi dengan tembaga. Apabila tembaga digunakan dalam sistem Ammonia maka bagian dalam dari tembaga biasanya dilapisi perunggu untuk menghindari korosi.
2. Luas Area
Semakin besar luas area yang bersinggungan dengan media pendingin maka semakin besar pula perpindahan kalornya.
Untuk Kondenser berpendingin udara biasanya dilengkapi dengan sirip-sirip sehingga luas areanya menjadi semakin besar, sedangkan untuk Kondenser berpendingin air agar kapasitasnya bertambah besar dilakukan penambahan laju aliran air yang masuk ke Kondenser.
Catatan: Untuk Kondenser berpendingin air, pengaturan laju aliran air harus diperhatikan jangan sampai melebihi batas yang diijinkan karena dengan laju aliran yang berlebihan faktor gesekan (friction) akan semakin besar.
3. Perbedaan Temperatur
Yang dimaksud disini adalah perbedaaan temperatur kondensasi dengan temperatur media pendingin. Temperatur kondensasi harus lebih besar daripada temperatur media pendinginnya.
4. Kebersihan Kondenser
Partikel debu yang melekat pada Kondenser berpendingin udara ataupun jamur/kerak yang melekat pada Kondenser berpendingin air bertindak sebagai insulator yang akan mengurangi kapasitas perpindahan kalor. Hal ini juga akan menghambat laju aliran udara/air pendingin.
Jenis Kondenser Berdasarkan Media Pendinginnya
Berdasarkan media pendinginnya Kondenser terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Kondenser berpendingin udara (Air Cooled Condenser)
2. Kondenser berpendingin air (Water Cooled Condenser)
3. Kondenser berpendingin kombinasi udara dan air (Evaporative Condenser)
Kondenser berpendingin udara (Air Cooled Condenser)
Kondenser jenis ini terbuat dari koil berdiameter luar 6mm~18mm (1/4inch~3/4inch).
Untuk memperluas area perpindahan kalor maka koil tersebut dilengkapi dengan sirip-sirip.
Koil satu lajur (single row coil) adalah yang paling effisien, tetapi untuk menghemat atau memperkecil ukuran biasanya koil dibuat menjadi beberapa lajur (multi row coil).
Kondenser berpendingin udara diklasifikasikan menjadi 2 bagian,yaitu:
1. Kondenser dengan pendingin udara alami (Natural Draught Condenser)
2. Kondenser dengan pendingin udara paksa (Forced Air Cooled Condenser)
Kondenser dengan pendingin udara alami (Natural Draught Condenser)
Perpindahan kalor dari Kondenser ke udara berlangsung secara alami (aliran udara konveksi).
Karena laju perpindahan kalornya yang rendah maka diperlukan Kondenser dengan luas area yang besar.
Kondenser jenis ini hanya digunakan untuk sistem refrigerasi berkapasitas kecil, misalnya kulkas dan freezer untuk aplikasi di rumah tangga (domestic refrigerator and small freezer).
Kondenser dengan pendingin udara paksa (Forced Air Cooled Condenser)
Perpindahan kalor dari Kondenser ke udara berlangsung dengan bantuan kipas udara (fan).
Laju perpindahan kalornya yang lebih besar dibandingkan dengan Kondenser berpendingin udara alami menjadikan Kondenser jenis ini bisa berukuran lebih kecil.
Keuntungan dan kerugian dari Kondenser berpendingin udara
Keuntungan: Tersedianya udara yang cukup sebagai media pendingin tanpa memerlukan biaya tambahan (udara gratis boss!!)
Kerugian : Sistem refrigerasi beroperasi pada tekanan kerja yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Kondenser berpendingin air, akibatnya Kompressor akan memerlukan daya yang lebih besar sebagai kompensasi dari kenaikan tekanan dan temperatur kerjanya.
Kondenser berpendingin air (Water Cooled Condenser)
Pada sistem refrigerasi berkapasitas sedang dan besar biasanya menggunakan air sebagai media pendingin Kondenser. Hal ini dikarenakan air memiliki kemampuan memindahkan kalor yang lebih baik daripada udara, sehingga dengan menggunakan air sebagai pendinginnya ukuran Kondenser dengan kapasitas yang sama bisa menjadi lebih kecil dibandingkan dengan yang berpendingin udara.
Kondenser berpendingin air berdasarkan cara kerjanya diklasifikasikan menjadi 2 bagian,yaitu:
1. Sistem air buang (Waste Water System)
Air dingin masuk ke Kondenser kemudian keluar dan langsung dibuang.
Cara ini diperbolehkan untuk sistem yang berkapasitas kecil atau apabila terdapat sumber air yang banyak. Hal yang harus diperhatikan adalah ketentuan undang-undang yang berlaku dimana sistem ini bekerja (boleh/tidaknya memakai air dengan kapasitas besar).
2. Sistem air sirkulasi
Dalam sistem ini air yang keluar dari Kondenser didinginkan kembali di Menara Pendingin (Cooling Tower) kemudian disirkulasikan kembali ke Kondenser.
Effisiensi sebuah mesin pendingin sering dinyatakan dengan istilah COP (Coefficient Of Performance)
COP didapatkan dari perbandingan antara Kapasitas Pendinginan (Qo) dgn Konsumsi Arus Kompressor (W)
COP = Qo /W
Semakin besar nilai COP semakin effisien sebuah mesin pendingin.
secara umum rata2 manufactur AC menuliskan 9000btu/hr untuk AC 1pk wall mounted.
itu artinya jika Kompressor dengan daya 1pk akan menghasilkan pendinginan sebesar 9000btu/hr.
1pk = 0.746 kW
1btu/hr = 0.000293071kW
Jadi jika AC memiliki kapasitas pendinginan 9000btu/hr dgn daya input 1pk
maka COP = (9000 x 0.000293071) / 0.746
= 2.638 / 0.746
= 3.54
Inverter System
Inverter system bukan berarti menaikkan nilai COP sehingga pemakaian energi listrik menjadi lebih hemat.
Fixed speed drive adalah metoda yg digunakan pada ac konvensional. Kompressor bekerja sesuai dengan tegangan dan frekuensi jala2.
Inverter adalah salah satu teknologi utk menghemat pemakaian arus listrik.
Inverter memvariasikan tegangan dan frekuensi sesuai dgn kebutuhan.
Ketika sistem pendingin mulai start up…..pada AC konvensional terjadi hentakan arus yg sangat besar 4-6kali FLA-nya karena Compressor langsung mendapat tegangan dan frekuensi penuh (klo di Indonesia misalnya 220VAC/50Hz utk single phase). Klo sistem yg menggunakan teknologi inverter, utk start up bisa dimulai dari 1/15 FLA sampai kemudian mencapai titik FLA secara bertahap yaitu dgn mengatur tegangan dan frekuensinya.
Begitu jg ketika temperatur di ruangan yg dikondisikan mulai turun. AC konvensional tetap mendapat supply tegangan dan frekuensi yg sama seperti pada saat start up (kecepatan putaran kompressor tetap / tdk dipengaruhi beban), lain dgn inverter system….dengan menerima input dari sensor ruangan akan memvariasikan kapasitas kompressor menyesuaikan dgn beban pendinginan (kecepatan putar kompressor menyesuaikan beban)
Jadi total penggunaan energi listrik jauh lebih hemat dgn inverter system dibanding dgn model konvensional.
Nilai COP sendiri ditentukan dalam satu kondisi, misalnya pengukuran saat di indoor temperatur 27 deg.CWB / 19deg.CDB dan outdoor 35deg CDB / 24deg.CWB
VRV (Variable Refrigerant Volume) adalah hak patennya Daikin, model yg sama juga ada di manufacture yg lain dgn nama yg berbeda, misalnya VRF (Variable Refrigerant Flow System) punya Fujitsu.
Kesalahan pada saat pemasangan baik itu piping design ataupun proses penanganan evacuation atau proses vakum atau pun penggunaan refrigerant yg tdk murni menjadi penyebab dasar kerusakan2 pada sistem.
Salah satu contoh: Proses vakum yg benar adalah dengan menggunakan alat vakum yg standard (mampu mencapai 29.9 inHg Vac.) sehingga mampu mengevakuasi udara dan foreign gas yg berada dalam pipa2 pada saat proses instalasi. Keberadaan udara dalam sistem selain menghambat proses refrigerasi juga bisa menyebabkan korosi (kandungan air yg terdapat di udara akan bereaksi dgn logam2 yg ada didalam komponen sistem refrigerasi, misalnya komponen mekanik pada kompressor. Yg pada akhirnya bisa membuat kompresor macet/electric motor dalam kompresor menjadi short body.
Kesalahan instalasi juga bisa berakibat fatal, pada sistem VRV/VRF pemasangan refnet joint dan ukuran pipa sangat menentukan agar sistem bisa bekerja normal. Pemasangan oil trap juga harus diperhatikan sehingga oli bisa bersirkulasi kembali kedalam kompresor (oli tdk terperangkap di jalur/komponen2 di indoor unit). Penggunaan oil separator pada sistem tdk berarti 100% oli tdk ikut bersirkulasi di dalam sistem.
Pemakaian refrigerant yg tdk murni juga sangat mempengaruhi kinerja mesin pendingin. Refrigerant yg beredar dipasaran walaupun type-nya sama bukan berarti 100% sesuai dgn karakteristik kimiawinya.
Saya memakai Refrigerant Identifier untuk melakukan pengecekan kemurnian refrigerant dan hasilnya ternyata utk refrigerant R-134a yg kisaran harganya 400-500rb/13.6kg ternyata kandungan R-134a-nya cuma 26% sisanya R-22 + uap air.
Dgn menggunakan refrigerant oplosan tersebut sudah jelas akan merusak kinerja mesin pendingin.
Untuk kerusakan electric biasanya disebabkan fluktuasi tegangan listrik yg menyebabkan kinerja mesin tdk stabil.
Kerusakan2 sensor (thermistor, pressure switch, EEV solenoid dll) biasanya terjadi setelah sistem bekerja dalam wkt yg lama.